Buku Reviews & Sponsored

Happiness Cafe – Kisah Inspiratif Orang-Orang Yang Bahagia

 

 Buku Happiness Cafe

Happiness Cafe – Kisah Inspiratif Orang-Orang Yang Bahagia

Penulis : Arvan Pradiansyah & Hermawan Aksan

Penyunting : Abu Ibrahim

Sampul : Anisa Anindhika

Pewajah Isi : Creatifast

Cetakan 1 : Mei 2015

Tebal : 301 halaman

ISBN : 978-602-70483-1-7

 

Ada saatnya kita merasa tidak bahagia. Rutinitas terkadang membuat kita merasa bosan terhadap kehidupan ini. Dan tidak jarang kita merasa khawatir akan masa depan. Hal-hal manusiawi tersebut sesungguhnya dapat dilenyapkan, saat kita menemukan True Happiness.

Orang-orang yang bahagia di buku ini ‘semestinya’ tidak berbahagia. Namun melalui perjalanan yang panjang berliku-liku dan penuh dengan tantangan, mereka mampu meraih kebahagiaan yang sesungguhnya.

Ditulis dengan gaya bahasa yang ringan namun penuh makna, Happiness Cafe dapat kita bawa saat sedang duduk di Cafe bersama teman-teman. Ada banyak cerita yang bisa dibagikan dan didiskusikan, sebuah cerita yang sederhana namun sungguh menggugah.

 

***

 

Kalau aku ditanya, suka baca buku apa biasanya? Banyak! Saat SMA, aku sangat suka membaca novel, favoritku adalah novel komedi yang konyol, novel remaja yang ringan dan menghibur ataupun novel bergenre romance dengan ceritanya yang romantis. Sekarang pun juga masih suka baca novel, tetapi karena sudah jadi seorang mama, sekarang aku suka buku momlit, buku resep masakan dan buku-buku inspiratif.

Happiness Cafe – Kisah Inspiratif Orang-Orang Yang Bahagia merupakan salah satu buku inspiratif yang baru saja kubaca.

Ada 11 tokoh inspiratif yang diceritakan dalam buku ini, 2 diantaranya pernah kubaca kisahnya yaitu Nick Vujinic dan Lee Hee-ah. Bahkan terinspirasi dari kisah Nick saat kulihat tayangannya di acara Kick Andi, aku pernah membuat flashfiction ini : Prompt#23 – Evie

 

Dalam buku Happiness Cafe ini ada kisah para tokoh lainnya selain Nick dan Hee–ah yang tak kalah menginspirasi, seperti :

Jessica Cox yang lahir tanpa dua tangan, dengan semangat dan kegigihannya bisa menerbangkan pesawat hanya dengan kakinya. Jessica selalu menekankan pentingnya persistensi dan bermimpi besar.

“Aku mencoret tiga kata dari perbendaharaan kataku,” kata Jessica, “aku tidak bisa. Sebab, begitu kau mengucapkannya, kau sudah gagal.” ( hal 39 )

Bethany Hamilton, lahir dengan kondisi normal. Pada umur 7 tahun dia sudah mampu berselancar sendiri di laut. Nasib manusia tak ada yang tau, saat berusia 13 tahun, Bethany pergi berselancar di Tunnels Beach dan saat dia sedang rileks di atas papan selancarnya dengan tangan kanan bertumpu pada papan dan tangan kiri mengayuh pelan di air yang dingin, sambil menunggu ombak berikutnya untuk mulai berselancar… saat itulah seekor hiu macan sepanjang kurang lebih lima meter menggigit putus tangan kirinya, nyaris hingga pundak.

Orang dewasa saja mungkin terpuruk setelah mengalami kejadian seperti ini, tapi Bethany tetap gigih dan penuh iman. Kurang sebulan setelah kejadian, dia kembali ke laut membawa papan selancarnya dan terus giat berlatih berselancar dengan satu tangan. Hanya setahun setelah kehilangan tangannya, Bethany menjadi juara pertama divisi Explores Women kejuaraan nasional NSSA 2005 – gelar pertamanya di level nasional.

Tokoh-tokoh lainnya bisa dibaca sendiri di buku ini *digetok pembaca hihihi 😀

 

Kesebelas tokoh inspiratif ini diceritakan oleh Hermawan Aksan dan Arvan Pradiansyah menuliskan mengenai makna serta pembelajaran yang bisa diambil dari setiap kisah.

Setiap kisah mempunyai hikmah tersendiri yang bisa kita ambil dan kita renungkan dalam kehidupan kita sehari-hari, tentang semangat, impian dan kekuatan iman – kekuatan dahsyat yang dapat mengubah apapun, serta membuat yang tak mungkin menjadi mungkin. Buku ini juga mengajarkan kita untuk selalu beryukur bagaimanapun keadaan kita sekarang ini.

Dibanding dengan keadaan ke 11 tokoh dalam buku ini, keadaan fisikku mungkin lebih sempurna dari mereka. Tetapi terkadang aku lebih suka melihat “ke atas” dan mendapati diriku penuh dengan penderitaan dan mengeluh saja, lupa untuk bersyukur.

Baju tidak kering karena hujan turun, aku mengeluh.

Anak-anak ribut dan membuat rumah berantakan, aku mengeluh.

Melihat cucian kotor bertumpuk-tumpuk, aku mengeluh.

Aku mengeluh untuk sesuatu yang sebetulnya sederhana saja, toh jika aku mengerjakan semuanya dengan gembira, pasti semuanya akan terasa ringan.

Yah, jika untuk hal-hal kecil seperti ini saja aku mengeluh, apa yang terjadi seandainya aku berada di posisi ke 11 tokoh dalam buku ini? Mungkin aku akan sangat sedih, kecewa, terpuruk dan tidak berani untuk bangkit lagi meraih impian dan cita-cita. Kesebelas tokoh dalam buku ini sungguh luar biasa.

 

Banyak quote yang kusuka dari buku ini, diantaranya :

Sukses bukanlah sesuatu yang harus ditunggu, melainkan sesuatu yang harus diraih dengan kerja keras ( hal 30)

Setiap kita sesungguhnya diutus Tuhan ke dunia ini untuk sebuah maksud dan tujuan yang khusus ( hal 67)

Langit adalah batas dan kamu dapat mewujudkan apapun yang kamu tetapkan dalam pikiranmu jika kamu mau mencobanya, Jangan stress pada kegagalan karena dari kegagalanlah datangnya kesempurnaan ( hal 77)

When one door of happiness closes, another opens, but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has opened for us (Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lainnya akan terbuka, tetapi seringkali kita melihat terlalu lama ke pintu yang tertutup itu serta mengabaikan pintu lain yang sudah terbuka untuk kita) (hal 177)

 

Masih banyak lagi sebetulnya, hanya kuambil sebagian quote saja. Buku ini cocok untuk self reflection, recommended book!

 Buku Happiness Cafe

 

 “Luar biasa! Buku ini menampilkan 11 orang yang mengalami kondisi dan kejadian yang bagi kebanyakan orang merupakan hambatan untuk tidak  berprestasi dan menjadi bahagia. Namun sebaliknya, mereka mampu menginspirasi kita bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil.” (Artadinata Djangkar, Director of Ciputra)

“Sebuah tulisan yang menggugah kita, mengenai apa makna bahagia itu.Ratusan definisi dan kata-kata mutiara dapat diuraikan untuk menggambarkan apa itu bahagia, Namun, kisah-kisah yang dirangkum oleh penulis, menyadarkan kita bahwa untuk menjadi bahagia itu tidak perlu menjadi “sempurna”. Jangan pernah menyerah dengan kondisi kita, teruslah berdoa dan berjuang. InsyaAllah pasti ada jalan.” (Tedy Badrujaman, Direktur Operasional PT Antam Tbk)

“Membaca buku ini membuat saya merasa bahwa kelelahan beraktifitas, dan masalah yang datang menjadi tampak kecil dibanding dengan kesulitan yang mereka hadapi. Dan saya menjadi sangat bersyukur pada banyak hal yang saya miliki.” (Irma Susanti, Admin Emak2 Blogger )

 

Sebenarnya putri sulungku yang mendapatkan buku ini saat perpisahan kelas 9 lalu. Sekolah memberikan piala dan hadiah untuk 10 lulusan terbaik dan 10 peraih nilai Unas terbaik di sekolah mendapat hadiah juga. Karena putriku masuk kedua-duanya jadi dia mendapat 2 hadiah. Thanks God. Setelah dibuka di rumah, ternyata hadiahnya sama yaitu buku Happiness Cafe ini. Jadinya dapet dobel deh bukunya, apa sebaiknya yang satu dibuat hadiah GA saja kali ya? 😀

 

24 Comments

  1. niaharyanto June 23, 2015
    • Lianny June 23, 2015
  2. irma senja June 24, 2015
    • Lianny June 24, 2015
  3. Sumarti Saelan June 24, 2015
    • Lianny June 24, 2015
  4. @nurulrahma June 24, 2015
    • Lianny June 24, 2015
  5. Lusi June 24, 2015
    • Lianny June 25, 2015
  6. Indah Nuria Savitri June 25, 2015
    • Lianny June 25, 2015
  7. echaimutenan June 25, 2015
    • Lianny June 25, 2015
  8. Sary Melati (@saryahd) June 25, 2015
    • Lianny June 25, 2015
  9. Lia June 25, 2015
    • Lianny June 25, 2015
  10. Daridan aka Dwiaryn June 25, 2015
    • Lianny June 25, 2015
  11. kania June 30, 2015
    • Lianny July 1, 2015
  12. dunia android September 26, 2015
    • Lianny September 26, 2015

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.