Fiksi

Prompt #8 : Kendi Ajaib

Aku  bergegas mengikat kardus-kardus bekas dan memasukkan barang-barang rongsokan ke dalam karung untuk segera kujual. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah kendi yang tergeletak bersama barang rongsokan lainnya.

392807_10151531320185489_1776429451_aKendi apa ini? Menurut dongeng, kalau digosok tiga kali akan keluar jin yang bisa mengabulkan semua permintaan. Coba ah ….

Aku menggosok kendi itu dengan hati-hati.  Tiba-tiba keluar asap dari kendi itu …

Seorang nenek berwajah menyeramkan muncul di depanku. Aku terlompat kaget.

Woah… mukanya serem banget! Hiyy .. seperti nenek sihir!

Hampir saja aku mau lari tunggang langgang, tapi suara nenek itu seakan menyihirku, membuatku terpaku, diam.

“Kenapa kau ganggu rumahku, kau sudah mengusik  tidurku!”

“Maaf .. maaf .. aku ingin makan ayam goreng. Apakah nenek bisa mengabulkan permintaanku, aku lapar sekali.”  Kuberanikan diri menatap mata nenek yang menyeramkan itu.

“Boleh, tapi setelah itu ganti kau yang harus menuruti perintahku, setuju?” nenek itu menyeringai.

Aku mengangguk cepat. Rasa lapar mengalahkan ketakutanku.

Yang penting makan dulu ah.

 

Tring ..

Di hadapanku muncul ayam goreng beserta sepiring penuh nasi yang masih hangat. Cepat kuhabiskan semua makanan itu dalam waktu singkat. Hhh, kenyang ….

“Sekarang ganti kau yang harus menuruti perintahku.”

“Nenek minta apa sih?”

“Aku minta darah manusia yang masih segar.”

“Apa!” teriakku kaget.

“Darah manusia yang masih segar pasti lezat. Aku ingin darahmu anak muda  hi hi hi…” tawa nenek itu sangat menyeramkan.

Nenek tua itu mulai mendekatiku, mengulurkan tangannya yang berkuku panjang dan hitam ke arahku ..

“Aaahhhh!”

“Udin bangun! Ayo bangun! Kenapa teriak-teriak?!” Ibu mengguncangkan tubuhku keras-keras.

Ya Tuhan, aku bermimpi rupanya. Hhhh, untung cuma mimpi.

Aku ketiduran diantara tumpukan kardus dan barang bekas yang akan kujual.

“Disuruh kerja malah tidur. Ayo cepet bereskan kardus dan barang bekas itu, keburu sore nanti,” omel ibu.

Aku bergegas memasukkan barang-barang bekas kedalam karung, sekonyong-konyong sesuatu menggelinding jatuh .  Sebuah kendi.

Tubuhku gemetar ketakutan.

“Ampun … ampun!!” aku segera berlari, meninggalkan semua barang itu berserakan kembali di tanah.

“Udin! Mau kemana kau! Kembali!!” Ibu tergopoh mengejarku.

 

Word: 292

 

23 Comments

  1. Istiadzah April 1, 2013
    • admin April 1, 2013
  2. hana sugiharti April 1, 2013
    • admin April 3, 2013
  3. sri sugiarti April 1, 2013
    • admin April 3, 2013
  4. Nunung Nurlaela April 1, 2013
    • admin April 3, 2013
  5. jiah April 1, 2013
    • admin April 3, 2013
  6. Diah Kusumastuti April 1, 2013
    • admin April 3, 2013
  7. Helda April 2, 2013
    • admin April 3, 2013
  8. Aisyah S. A. April 2, 2013
    • admin April 3, 2013
  9. latree April 3, 2013
    • admin April 3, 2013
  10. RedCarra April 3, 2013
    • admin April 4, 2013
  11. sari widiarti April 4, 2013
    • admin April 5, 2013
  12. Syukur May 13, 2013

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.