Fiksi

Prompt #2 : Sri dan Tas Branded

Sri membersihkan kamar Bu Dewi dengan cekatan, diambilnya baju-baju kotor yang ada di situ dan dimasukkannya ke dalam keranjang cucian. Sri kemudian segera menyapu lantai kamar yang besar itu. Tiba-tiba pandangannya tertuju ke meja kecil di dekat meja rias, ada suatu benda yang menarik perhatiannya. Dihampirinya meja kecil itu dan dipegangnya benda yang menarik perhatiannya, sebuah tas yang tampak masih baru.

 

Sri menimang-nimang tas branded itu. Bentuknya cantik sekali. Terbuat dari kulit sintetis yang diemboss berwarna putih dengan aksen kulit sintetis bertekstur kulit ular. Berkali-kali dia menimang lalu menaruhnya kembali, lalu kembali mengambil dan menimangnya lagi. Pikirannya kacau.

 

Dipandangnya tas itu, jauh sekali bedanya dengan tas miliknya yang warnanya sudah kusam dengan beberapa tambalan disana-sini. Saat itulah wajah tua mbok Siti, ibunya terbayang dalam pikirannya. Wejangan ibunya pun terlintas kembali …
“Sri … eling yo nduk, kerjo sing ngenah, ojo mbujuk, ojo nyolongan. Ngerti yo nduk … Rejeki iku sing ngatur Gusti Allah.. “ 
Sri menghela nafas panjang, saat akan meletakkan kembali tas itu di tempat semula, seorang wanita muncul di ambang pintu, memergokinya sedang memegang tas putih yang belum sempat dikembalikannya.
“Bu Dewi …” Sri mendesis kaget, tas branded itu jatuh ke lantai. Serta merta karena ketakutan, tanpa pikir panjang diterjangnya majikannya hingga hampir terjatuh dan Sri kemudian berlari secepat kilat keluar rumah.
 “Sri… ayo kembali !” Sri menoleh dan melihat Bu Dewi kini berlari mengejarnya.
Sri mempercepat larinya kemudian bergegas menyeberang jalan. Tak dihiraukannya kendaraan yang ramai berlalu lalang di jalanan itu hingga kemudian ..
“Braaakk” 
 “Sri…!!!” sayup-sayup Sri masih mendengar Bu Dewi menjerit memanggil namanya, lalu terbayang wajah ibunya dan kemudian gelap mulai merangkul dirinya … untuk selamanya …
 

***

2 hari kemudian … hari ulang tahun Sri, sekaligus hari pemakamannya ….
Mbok Sti mengusap air mata yang mengalir di pelupuk matanya. Dipandangnya foto Sri yang tergantung di dinding kamar. Tadi pagi dia bertemu dengan Bu Dewi yang mengurus semua biaya pemakaman dan menyatakan belasungkawa, kemudian memberikan sebuah bungkusan.

 

“Sri sudah seperti keluarga sendiri bagiku mbok.. Sudah 3 tahun lebih dia bekerja dengan baik. Sebenarnya hari ini , di hari ulang tahunnya aku ingin memberikan Sri sebuah kado. Tapi sayang sekali kenapa Sri begitu ketakutan dan tak menghiraukan panggilanku? Takdir manusia hanya Tuhan yang tau …” kata-kata Bu Dewi tadi pagi terlintas kembali di pikiran Mbok Siti.

 

Tangan tua Mbok Siti gemetar membuka bungkusan yang terletak di pangkuannya, beberapa saat kemudian sosok tua itu mulai mematung dengan tas branded warna putih berada dalam genggaman tanggannya ……

 

19 Comments

  1. hana sugiharti January 29, 2013
  2. na' January 29, 2013
  3. Nunung Nurlaela January 29, 2013
  4. Mayya January 29, 2013
  5. RedCarra January 29, 2013
  6. latree January 29, 2013
  7. Helda Fera January 29, 2013
  8. Istiadzah Rohyati January 29, 2013
  9. liannyhendrawati January 29, 2013
  10. Hairi Yanti January 30, 2013
  11. liannyhendrawati January 30, 2013
  12. Rika Willy January 30, 2013
  13. liannyhendrawati January 30, 2013
  14. Miss Rochma January 30, 2013
  15. erlinda sukmasari wasito January 30, 2013
  16. liannyhendrawati January 30, 2013
  17. Nathalia Diana Pitaloka February 1, 2013
  18. dian farida November 29, 2013
    • Lianny December 2, 2013
  19. Pingback: Sri, Potret Pemimpin Yang Hilang | Bunda Najla December 2, 2013

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.