Sumber gambar : http://regional.kompas.com/
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan relawan?
Relawan menurutku bisa diartikan sebagai orang yang membagikan sesuatu, baik itu tenaga, pikiran atau materi dengan sukarela tanpa paksaan. Sebagai contoh, saat ada gempa bumi, orang-orang dengan suka rela membantu korban dengan menyediakan tempat tinggal, menolong yang sakit atau menyediakan bahan makanan. Contoh lain, memberikan pelajaran / ilmu pengetahuan secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan kepada anak-anak usia sekolah yang membutuhkan.
Terkadang karena situasi dan kondisi tertentu, kita nggak bisa ikut terjun langsung melakukan berbagai kegiatan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. Apakah ini berarti bahwa kita bukan relawan?
Nah, kalo menurutku pribadi sih, relawan tidak melulu mencakup hal-hal besar seperti contoh di atas. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan sukarela meskipun dalam ruang lingkup yang lebih kecil tetap bisa disebut dengan relawan. Hal-hal kecil yang sederhana aja, misalkan melihat ada orang tua yang kebingungan saat akan menyeberang jalan karena jalanan ramai dan tidak ada pak polisi, kita berinisiatif membantu menyeberangkan. Kita sudah menjadi relawan bagi orang tua tadi.
Relawan/Sukarelawan menurut KBBI adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan)
Membaca postingan seorang teman blogger sugatangguh tentang sifat gotong royong yang sangat kuat di pedesaan, aku jadi terkenang dengan masa kecilku dulu. Hidup di desa, belajar dengan mengandalkan lampu teplok sampai akhirnya listrik masuk ke desa kami. Aku juga masih ingat, menonton film rame-rame di lapangan, kami nyebutnya layar tancap. Seru!
Masalah gotong-royong juga memang nggak usah diragukan lagi kalo di desa. Rumahku pernah kebakaran. Aku lupa apa penyebabnya, waktu itu bagian belakang rumah sudah muncul api. Orang tua kami panik, apalagi di bagian belakang banyak buku-buku. Beberapa menit mencoba memadamkan api, tapi api tak kunjung padam.
Untunglah di tengah kepanikan, masih sadar untuk membuka pintu dan berteriak minta tolong. Banyak tetangga yang di luar rumah langsung berbondong-bondong masuk membantu memadamkan api. Syukurlah, akhirnya api bisa dipadamkan. Mereka, para tetangga yang membantu dengan sukarela itu merupakan relawan yang sangat berjasa bagi keluarga kami.
Hidup di desa atau di kota memang ada plus minus nya masing-masing ya. Tapi sebenarnya, dimanapun kita tinggal kita bisa menjadi relawan bagi orang lain.
Kadang tanpa kita sadari, kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan buat orang lain ternyata memberi dampak positif dan bermanfaat bagi mereka. Yup, menjadi relawan bisa dimana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja.
Bahkan dengan menulis di blog, kita juga bisa menjadi relawan. Kita bisa membagikan ilmu, pengetahuan atau ketrampilan yang kita miliki, kita bisa berbagi pengalaman hidup lewat tulisan di blog. Pastinya kita akan bahagia jika tulisan kita nantinya bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi pembaca.
Mungkin ini belum bisa dikatakan sebagai “relawan yang sesungguhnya”, karena tidak ada tindakan yang benar-benar nyata, terjun langsung di lapangan, tapi hal positif sekecil apapun tetap patut kita hargai.
Yah, ini sekedar pandangan pribadiku tentang “Relawan”. Nah, mungkin teman-teman punya pandangan sendiri, silahkan share di komen ya 🙂
“karena tidak ada tindakan yang benar-benar nyata, terjun langsung di lapangan, tapi hal positif sekecil apapun tetap patut kita hargai.”
Iyak. sekecil apapun hal-hal positif utk org lain perlu dihargai, dan juga dilakukan tanpa paksaan, trus juga tanpa unsur2 lainnya?
Relawan- Sukarela, rela-nggak-rela-tetap-dan-harus-rela heheheee
Rela nggak rela tetap harus rela ya Rohmah hihi, juga nggak boleh ada unsur2 lainnya. Ok, noted!
Aku juga pernah ngalamin nonton film rame-rame di layar tancep. Seru banget ya sob 🙂
Iya, seru banget! Nontonnya malem-malem lagi, duh kalo pas filmnya horor, ngeriiiii 😀
Kalau waktu kecil (SD), teringat lagi dengan bencana alam tsunami aceh. Saking begitu dasyatnya, kami sebagai siswa juga diajari untuk saling menolong dan membantu memberikan seragam/baju layak pakai untuk dikumpulkan dan dikirim ke lokasi bencana meskipun lokasi sangat jauh. Jawa-Sumatera. Ya, sebagai manusia sosialis, Menurut saya ini sangat bagus sebagai permulaan untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai “relawan” itu sendiri 🙂
Betul, baju layak pakai itu pasti bermanfaat bagi korban bencana itu.
Relawan jaman sekarang malah sepertinya jadi ladang bisnis yg menguntungkan. Terutama web2 luar negeri yg katanya web untuk voluteer tapi nyatanya untuk jd volunteer kita harus bayar dulu, hiks.
Wah susah juga kalo dijadikan ladang bisnis.
Hmmm bener juga sih ya. Yang kecil-kecil juga bisa diaggap relawan. Kalo pacar yang disuruh-suruh mau aja itu relawan juga bukan ya kak itungannya? \:p/
Salam kenal ya kak. Baru pertama kali main ke sini. Yuhuuu!
hahaha relawan khusus buat pacarnya ya 😀
bayangin aja kalo semua orang jadi relawan, negara bakan sejahtera…karena relawan itu orangnya peduli satu sama lain…semangat terus mbak,,tulisannya keren banget, sangat membantu
Jadi saling bantu satu sama lain ya 🙂
Sesungguhnya relawan itu mempunyai hati yang mulia, karena dengannya lah membantu tanpa pamrih (penolong suka rela).
Jaya terus untuk para relawan dimana pun kalian berada.
Betul, para relawan itu mempunyai hati yang mulia.
Aku punya bbrp teman relawan, suka salut sama mereka, dedikasinya tinggi
Iya Noe, salut banget dengan para relawan itu.
Setiap orang bisa jadi relawan ya mba, kan gak butuh modal dan tenaga besar. Cukup dengan membantu orang tua yang mau menyeberang jalan. Atau bantuin ibu2 yang repot bawa belanjaan di pasar sampai ke tempat angkutan.
Setuju mba Wati. Perhatian dan perbuatan sederhana seperti itu banyak manfaatnya buat yang kita tolong lho.
Begitu rupanya..!
Relawan memang membagikan sesuatu tanpa mengharap kembali. Seperti para blogger yang berbagi ilmu dan pengetahuan.
Yup, banyak ilmu yang bisa didapat dari membaca tulisan teman-teman blogger.
waaah nulis di blog bisa dikatakan relawan ya Mbak. Membagi informasi dengan cuma-cuma dan tdk mengharapkan pahala. Aaak suka nulis di blog jadinyaa
Iya, berbagi lewat tulisan ya Astin 🙂
betul sekali hidup di desa senantiasa bergotong royong. beda hidup di kota yang sangat cuek terhadap tetangganya sendiri.. saya sudah pernah mengalaminya..
Memang di desa sifat gotong-royongnya biasanya lebih kuat 🙂
Hmmm menurutku relawan itu beragam mbak. Ada yang memberikan sumbangsih lewat tenaga, ilmu, bahkan harta. Beda-beda. Yang penting niatnya sama, untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan
Iya Ros, yang penting niatnya ya, ikhas membantu orang lain.
Aaaahhhh baca tulisan mbk lianny merasa beruntung masih berada di daerah perkampungan meski di tengah kota. Masih kental gotong royong, masih segar dengan kata kerjasama. Jauh dari individual
Masih kental kebersamaannya ya. Kalo di tempatku ini ya rada2 cuek, kalo ketemu ya senyum aja 🙂
Menjadi relawan itu sebuah kehormatan. Nggak semua orang bisa jadi relawan loh mbak ?
Iya Faisol, makanya salut banget dengan para relawan 🙂
Betul mbak… menulis blog artinya membagikan ilmu ke khalayak luas. Ada ilmu yanh bisa diambil. Semoga tulisan-tulisan kita dapat bermanfaat untuk orang banyak. 🙂
Iya, harapannya sih seperti itu ya, apa yang kita tulis bisa bermanfaat 🙂
Relawan melakukan sesuatu krn mereka merasa terpanggil atau ya karena mereka mau dan suka melakukannya. Kadang suka dianggap aneh, kok mau sih melakukan ini dan itu tanpa dibayar? Malah keluar biaya sendiri… Ya, karena itu tadi… I do it because I want to…
Yup, para relawan melakukan sesuatu dengan kerelaan hati, nggak masalah juga keluar biaya sendiri ya.
Menjadi relawan itu memang pilihan yang tidak mudah, kadang denger kisah relawan yang menolong korban, malah dia menjadi korban. Meski tidak ada yang tahu soal maut, tapi ketika sudah memutuskan menjadi murni relawan, hidupnya sudah dia bagikan untuk orang lain.
Makanya kadang heran dg org2 yg bodoh memutuskan bunuh diri lebih baik mereka bermanfaat bagi org lain, drpd hrs meregang nyawa karena ulah diri sendiri.