Mata indah Lala menatapku lekat, menanti jawabanku.
“Lala kangen Papa. Mama juga, kan?”
“Iya. Tapi Papa sudah punya rumah sendiri sekarang. Rumah Papa ada di surga.”
“Ma, apakah surga itu indah?”
“Mama belum pernah ke surga, tapi Mama yakin surga itu indah.”
“Betulkah? Tidak menakutkan?”
“Tidak, La. Tidak menakutkan.”
“Apakah Lala bisa mainan di sana?”
“Tentu, Lala bisa main petak umpet, kejar-kejaran, lompat tali dan apapun yang Lala suka.”
“Apakah punya taman seperti di rumah kita?”
“Iya, ada padang rumput yang luas sekali, rumputnya seperti permadani. Ada banyak pohon di padang yang luas itu. Pohonnya berdaun hijau tua, tumbuh dengan lebat. Banyak aneka macam bunga yang indah dan banyak kupu-kupu beraneka warna.”
“Kalau begitu, Lala bisa membaca buku di bawah pohon.”
“Tentu, Lala bisa membaca banyak buku di bawah pohon di tengah padang yang rumputnya hijau itu. Suasananya tenang sekali.”
“Mama tidak bohong? Dari mana Mama tau semua itu?”
“Papa mengunjungi Mama dalam mimpi.”
“Papa pasti senang di sana.”
“Sayang, suatu saat kita akan ke sana. Kalau tiba saatnya.”
Tampaknya Lala puas dengan jawabanku, dia kembali tertawa lebar dan memelukku dengan tangan mungilnya, mengajakku kembali bermain bersama boneka kesayangannya.
“Bu Diah …”
Sebuah tepukan pelan di pundakku membuatku tersadar dari lamunan. Dokter Romi sudah berada di sampingku.
Aku tersenyum dalam dukaku. Tak ada lagi air mata yang mengalir karena air mataku sudah meresap masuk ke seluruh bagian tubuhku, menimbulkan rasa sakit di setiap hela nafasku. Rasa sakit yang menjadi sahabatku, sejak Lala mengalami kecelakaan mobil dan koma sejak 10 bulan lalu.
La, bermainlah bersama Papa di padang yang berumput hijau itu …
Kucium Lala dengan sepenuh hatiku, sebelum akhirnya aku bangkit dengan perasaan pilu.
“Aku tak ingin Lala menderita lebih lama lagi. Lepaskan semua peralatan itu, Dokter. Aku ikhlas…”
Word : 294
waaaa~ nyesek
yg kebayang itu Jiah ..
pohon di tengah padang ini banyak jadi FF sedih yaa
Iya, banyak yang sedih. Eh punya Jiah nggak sih, endingnya lucu ..
Duhhh mak 🙁 makin keren aaja
Gini kok keren sih ..
ayooo mana punyamu mak, sudah lama nggak nulis fiksi yaa 🙂
keputusan yang berat banget ….
Iya benar, pasti berat sekali …
gara2 prompt dari mbak Na iniiii ..
Selamat membaca buku di bawah pohon ya, La.
😥
Iya, kak .. #jawab Lala
huaaa…
sedih mba… selamat tinggal Lala, selamat membaca buku yang banyak ya
Lala sudah siap2 baca buku #eh 🙂
Jadi, ini di ICU, ya? 🙁
Kalo di ICU, dokter boleh masuk kapan aja ya tanpa minta ijin sama keluarga yg di dalam?
Boleh.Walaupun ada jadwal visitnya.malah keluarga yg nggak bebas keluar masuk. Panggil mba Nina, hehe
nggak tau juga sih 🙂
dilema pastinya ya mbak. Semoga Lala senang di bawah pohon nantinya ya
Iya, dilema berat pastinya ..
Jadi inget bahan pelajaran waktu kuliah dulu 😀
Saya suka tulisannya Mak 😀
Pelajaran waktu kuliah? Tentang apa itu? #kepo 🙂
Lagi jalan-jalan untuk Srikandi Blogger 2014, berhenti di sini jadi sedih.
Good luck SB-nya Mak Lianny 🙂
makasih sudah berkunjung ke sini mak Sary 🙂